SALAH TANGGAP ADANYA NEW NORMAL

Potret ramainya tongkrongan di warung Bangun rejo,source on fb.

Artikel di bawah ini berisi tentang suasana desa setelah terjadi pandemi.
Berikut poin-penting yang terdapat di dalamnya: Cepat tanggap/lambat nya masyarakat dalam menanggapi new normal, partisipasi masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan.
, beberapa program bantuan dari pemerintah, kondisi desa sebelum dan sesudah pandemi.

Informasi-informasi berikut saya dapat berdasarkan hasil pengamatan jarak jauh dan sumber sosial media yang relevan.

Suasana desa Bangunrejo kecamatan Pamotan kabupaten Rembang tak jauh beda dengan suasana diluar sana. Di setiap rumah dan tempat umum  terdapat tempat cuci tangan, namun masih banyak beberapa rumah yang belum bisa mengikuti aturan protokol kesehatan itu.  

Mereka menganggap bahwa suasana desa Bangunrejo sudah aman-aman saja, jadi mereka tidak terlalu mengedepankan aturan protokol kesehatan. Beberapa acara rutinan seperti tahlilan dan arisan masih berjalan seperti biasa, tak ada yang berbeda dari sebelumnya. Suasana solat jumat di masjid juga terlihat sama seperti hari-hari biasa. 

Ada beberapa hal yang sedikit berbeda disini, misalnya pembelajaran jarak jauh untuk anak sekolah dasar sampai SMA. Bahkan ada juga pembelajaran jarak jauh untuk anak PAUD dan TK. Dalam usia sedini itu mereka sudah harus mengenal teknologi berupa ponsel android.

Dahulu kala, anak seusia mereka tidak ada yang mengenal android. Ketika pagi datang, mereka sudah bersiap-siap untuk pergi sekolah, duduk manis di bangku sambil mendengarkan bapak/ibu guru mengajar. Berlari dan tertawa bersama teman-teman di sekolah mereka. Tapi sekarang lihat?? Anak seusia mereka sudah dikenalkan apa itu android? Apa itu game??

Zaman sekarang sulit menjumpai anak-anak seusia mereka yang bermain petak umpet, gobak sodor, lompat tali, dll. Menurut pendapat saya, covid-19 sangat berpengarus besar terhadap kehidupan. Virus itu berhasil mengobrak-abrik kebiasaan hidup kita. Tidak tua, tidak muda, semuanya ikut merasakan dampak dari virus ini.

Jauh sebelum virus ini datang, orang-orang pergi keluar tidak ada yang memakai masker, solat berjamaah tidak ada yang menjaga jarak. Tahlilan, arisan, pengajian, masih terlaksana dengan ramainya orang yang berdatangan.

Lihatlah sekarang! Sejak virus ini datang, semua orang yang ingin keuar rumah sudah menutupi sebagian wajahnya dengan masker, masjid dan mushola tampak longgar tak berpenghuni. Ketika ada orang yang meninggal, tidak banyak yang pergi melayat. Tahlilan, arisan, diberhentikan sejenak. Seakan mereka semua takut akan virus mematikan itu. Ekonomi anjlok, yang kaya menjadi kekurangan, yang miskin semakin merasa miskin.

Melihat suasana rakyat yang merasa kesulitan dalam menjalani hidup, akhirnya pemerintah memutuskan untuk melakukan new normal. Pemerintah berharap bahwa karen adanya new normal, ekomoni negara semakin membaik. Kehidupan rakyat jelata tidak begitu sulit, dan bisa membantu orang-orang yang merasa kesulitan.

Namun mereka salah, mereka menganggap bahwa adanya new normal berarti semua kativitas telah diperbolehkan seperti sediakala. Tak ada lagi yang dilarang, dan tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Mereka semua merasa bebas dan dengan seenaknya pergi berfoya-foya di mall dan pasar. Bahkan uang BLT yang seharusnya di gunakan untuk keperluan membeli sembako/kebutuhan sehari-hari malah di gunakan untuk berbelanja hal yang tidak penting.

Bahkan warung yang dulu sempat tutup ketika masih sore, sekarang kembali beroperasi seperti biasa sampai tengah malam hanya untuk sekedar ngopi-ngopi dan nongkrong. Padahal sudah ada operasi masker dari kepolisian setiap beberapa hari sekali. Memang masyarakat belum mendapat himbauan pasti mengenai bahaya Covid-19 dan belum adanya kesadaran diri masing-masing.

Berikut potret warung di desa Bangunrejo yang masih buka sampai larut malam:
Apalagi dengan adanya bantuan uang dan listrik dari pemerintah, semua orang semakin salah tanggap. Mereka menggunakan listrik semena-mena, membelanjakan uang itu untuk menyenangkan hati saja. Padahal pemerintah menghimbau untuk masyarakat agar lebih berhemat.

Namun banyak juga kegiatan positif yang di lakukan warga desa bangunrejo pada masa pandemi seperti ini,contohnya beberapa warga desa bangunrejo melakukan sosialisasi Pungli Masker Tangkap bersama Bapak BINMAS berikut dokumentasi nya.
Masyarakat desa pun masih produktif berkarya, dengan tetap menaati protokol kesehatan. Dan membuat film pendek dengan tema Covid-19. Berikut dokumentasi nya

Karya AMUBA (anak muda bangkit) organisasi yang ada di BangunRejo.

Sebelum covid ini kegiatan di desa bangunrejo masih normal-normal saja, semua melakukan kegiatan dengan nyaman seperti mengadakan kumpul-kumpul arisan, tahlilan, jam'ah di masjid dengan hikmat dan lain-lain. Namun semua berubah dengan adanya covid-19 masyarakat menjadi was-was dalam melakukan kegiatan, Lebih menjaga kesehatan, selalu memakai masker setiap keluar rumah, rajin cuci tangan, menghindari kerumunan dan bahkan ada yang parno sampai tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting.

Inti dari artikel saya di atas adalah, Kurangnya wawasan masyarakat tentang arti pentingnya menjaga kesehatan di masa pandemi seperti ini membuat mereka berleha-leha melakukan kegiatan seperti sebelum terjadinya pandemi, Masyarakat justru menganggap sepele wabah. Perlu di adakan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya menjaga kesehatan dan menjalani protokol kesehatan di masa pandemi seperti ini.

Saya berharap siapapun yang membaca artikel saya bisa mengambil sisi positif untuk tetap menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan yang telah di tetapkan pemerintah. Terus mencari informasi tentang bahaya Covid-19 agar memiliki kesadaran diri masing-masing.
Sekian dan terimakasih.

~Penulis :Rena listiana Maharani~
Pelajar SMA N 1 Pamotan

Postingan populer dari blog ini

Silsilah Keluargaku

Potret Suasana Peringatan HUT RI di desa Bangunrejo di Masa pandemi Covid-19